Bulan Safar: Peristiwa Bersejarah yang Menepis Mitos dan Menanam Teladan

UMIKA.ID, Buletin,- Bulan Safar, sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah, sering diselimuti mitos “bulan sial”. Namun, sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam justru terjadi pada bulan ini. Berikut penjelasannya secara menyeluruh:

Asal-usul Nama Safar dan Mitos Kesialan

Istilah Safar berasal dari Bahasa Arab yang berarti “kosong”. Hal ini merujuk pada kondisi Makkah yang kosong karena masyarakatnya sering bepergian atau berperang pada bulan itu. Kepercayaan bahwa bulan Safar membawa nasib buruk sudah ada sejak masa jahiliah. Namun Islam secara tegas menolaknya melalui sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada wabah, tidak ada kesialan, tidak ada burung penyebab celaka, dan tidak ada bulan Safar yang membawa sial.”
(HR. Bukhari–Muslim)

Ulama besar seperti Ibnu Rajab menambahkan bahwa kesialan bukan terikat pada waktu tertentu, melainkan hasil kedekatan manusia kepada maksiat atau ketaatan. Maka mitos bahwa bulan Safar adalah bulan celaka jelas tidak berdasar dalam Islam.

Enam Peristiwa Utama di Bulan Safar

Dalam kitab Mandzumah Syarh al-Atsar fî mā Warada ‘an Syahri Safar oleh Habib Abu Bakar al‑‘Adni, disebut setidaknya enam peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar:

Pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah al‑Kubra – berlangsung sebelum masa kenabian dan menjadi tonggak keluarga dakwah Islam.
Pernikahan Sayyidah Fatimah az‑Zahra dengan Ali bin Abi Thalib – pernikahan penuh keberkahan antara dua sosok suci yang menjadi asal muasal Ahlul Bait.
Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah – sebagian riwayat menyebutkan bahwa perjalanan Nabi dimulai pada akhir Safar sebelum tiba di Gua Tsur.
Perang Abwa – perang pertama yang dipimpin Rasulullah SAW setelah hijrah, menunjukkan sikap tegas terhadap ancaman Quraisy.
Penaklukan Khaibar – kemenangan besar umat Islam atas benteng Yahudi di Khaibar, terjadi pada Safar tahun ke‑7 Hijriyah.
Pengutusan Usamah bin Zaid sebagai panglima pasukan ke wilayah Romawi – terjadi menjelang wafat Nabi SAW, menunjukkan kepercayaan besar kepada generasi muda.

Peristiwa Tambahan yang Juga Bersejarah

Selain enam peristiwa utama, beberapa kejadian penting lainnya turut menandai kemuliaan bulan Safar:

Ekspedisi Qutbah bin Amir – salah satu operasi militer awal Islam untuk menjaga keamanan kafilah Muslim.
Perang Dzu’Amr (atau Ghamr) – ekspedisi militer Nabi SAW yang berakhir damai tanpa kontak fisik.
Masuk Islamnya Amr bin Ash – seorang tokoh Quraisy yang sangat cerdas dan kelak menjadi gubernur Mesir.
Pertemuan Bani Udzrah dengan Rasulullah – yang menunjukkan perkembangan dakwah Islam di luar Madinah pada akhir hayat Rasul.

Tabel Ringkasan Peristiwa Bulan Safar

No	Peristiwa	Tahun H	Catatan
1	Pernikahan Nabi SAW dengan Khadijah	Sebelum kenabian	Awal Safar
2	Pernikahan Fatimah dan Ali RA	Setelah kenabian	Bulan Safar
3	Hijrah Nabi SAW dari Makkah	1 H	Akhir Safar
4	Perang Abwa	2 H	Awal Safar
5	Perang Dzu’Amr (Ghamr)	3 H	Ekspedisi damai
6	Ekspedisi Qutbah bin Amir	Awal Hijriyah	Penjagaan rute dagang
7	Penaklukan Khaibar	7 H	Kemenangan strategis umat Islam
8	Amr bin Ash masuk Islam	9 H	Tokoh Quraisy yang cerdas
9	Usamah bin Zaid memimpin pasukan	11 H	Menjelang wafat Nabi SAW
10	Kedatangan Bani Udzrah ke Madinah	11 H	Dakwah Islam meluas di Jazirah

Penutup: Buang Mitos, Raih Hikmah

Bulan Safar adalah bulan penuh sejarah, bukan sial. Justru melalui peristiwa-peristiwa besar yang terjadi, umat Islam diajak untuk belajar tentang perjuangan, pengorbanan, dan kepercayaan. Islam tidak mengajarkan takhayul pada waktu tertentu, melainkan mengajarkan bahwa keberuntungan atau kesialan adalah buah dari amal manusia, bukan dari mitos kalender.