Suami:
“Ustad, saya mau tanya. Kenapa istri saya tidak mau berdandan? Padahal saya tidak melarang, bahkan sering saya belikan kosmetik.”
Konsultan:
“Saya mengerti, Bapak. Banyak suami mengira ini hanya soal malas atau tidak suka riasan, padahal bisa jadi ada penyebab yang lebih dalam. Mari kita coba telusuri.”
Memahami Perubahan Perilaku Istri
UMIKA Media – Perubahan perilaku istri biasanya tidak muncul tiba-tiba. Ada rangkaian peristiwa yang memicunya.
Kebiasaan berdandan yang hilang bisa jadi tanda adanya pengalaman buruk yang membekas.
Konsultan pun mulai bertanya rinci. Apakah dulu istri suka berdandan? Apakah ada momen tertentu di mana dia berhenti melakukannya? Pertanyaan ini penting untuk mengurai memori lama yang mungkin terpendam.
Menggali Kronologi Kejadian
Suami:
“Dulu waktu awal nikah, istri sering berdandan. Bahkan dia suka mencoba warna lipstik baru. Tapi setelah satu tahun, kebiasaan itu hilang. Katanya malas, tapi saya rasa bukan itu alasannya.”
Konsultan:
“Benar, biasanya jawaban ‘malas’ adalah tameng untuk menutupi rasa tidak nyaman. Kita perlu tahu, apa yang terjadi pada tahun itu. Apakah ada kejadian yang membuatnya takut atau merasa diawasi?”
Suami pun mulai mengingat kembali. Ternyata, sekitar setahun setelah menikah, istrinya pernah cerita dengan nada marah bahwa ada seorang pria di lingkungan kerja yang menggoda dan memberi komentar berlebihan saat dia berdandan.
Trauma Dari Godaan Yang Tidak Pantas
Konsultan menjelaskan bahwa godaan seperti itu bisa menimbulkan trauma psikologis, apalagi jika dilakukan berulang.
Perempuan yang awalnya percaya diri bisa berubah menjadi sangat berhati-hati, bahkan menghindari riasan untuk melindungi diri dari perhatian yang tidak diinginkan.
Menurut penelitian American Psychological Association, trauma verbal atau seksual dapat memengaruhi pilihan gaya berpakaian dan kebiasaan berdandan korban.[1]
Reaksi Psikologis Istri
Konsultan:
“Bayangkan, saat dia berdandan, ada orang asing yang memandang dengan niat buruk. Otaknya merekam itu sebagai sinyal bahaya. Maka, tanpa sadar, dia menghindari pemicu itu.”
Istri dalam kondisi ini mungkin juga merasa bersalah, seakan dandanan yang ia pilih menjadi pemicu godaan, meskipun sebenarnya yang salah adalah pelaku.
Rasa aman menjadi prioritas utama, sehingga penampilan pun disesuaikan agar tidak menarik perhatian orang lain.
Peran Suami Dalam Menemukan Sumber Masalah
Suami perlu hadir bukan sekadar bertanya kenapa, tetapi juga mau mendengar cerita istri tanpa menghakimi.
Ketika istri merasa aman untuk bercerita, ia akan membuka lapisan-lapisan perasaan yang selama ini ia sembunyikan.
Langkah awal yang disarankan konsultan adalah membuat ruang komunikasi yang nyaman. Jangan memaksa istri untuk langsung kembali berdandan, melainkan fokus pada pemulihan rasa percaya dirinya terlebih dahulu.
Menumbuhkan Kembali Kepercayaan Diri Istri
Konsultan:
“Bapak bisa mulai dengan memberikan pujian saat istri tampil sederhana. Berikan rasa aman bahwa apapun penampilannya, Bapak menghargainya. Dari situ, perlahan, rasa percaya dirinya akan tumbuh.”
Pendekatan ini bukan hanya soal kosmetik, melainkan membangun kembali hubungan emosional yang sempat retak akibat trauma.
Pujian yang konsisten dapat menetralkan asosiasi negatif yang ia miliki terhadap berdandan.
Strategi Pemulihan Dari Trauma
Pemulihan trauma tidak bisa instan. Ada beberapa tahap yang perlu dilewati:
-
Identifikasi Pemicu
Cari tahu situasi atau kata-kata yang membuat istri menghindari berdandan. -
Validasi Perasaan
Yakinkan istri bahwa rasa takutnya tidak berlebihan dan wajar dialami. -
Dukungan Emosional
Jadilah pendengar yang baik dan hindari mengkritik pilihan penampilannya. -
Pemulihan Bertahap
Ajak istri berdandan untuk momen aman, seperti di rumah atau bersama keluarga terdekat.
Konsultasi Profesional Jika Diperlukan
Tidak semua trauma bisa diatasi hanya dengan dukungan pasangan. Dalam beberapa kasus, terapis atau konselor pernikahan dapat membantu dengan teknik khusus seperti cognitive behavioral therapy (CBT) untuk mengubah pola pikir negatif.
Membawa istri ke konselor bukan berarti hubungan gagal, melainkan menunjukkan keseriusan suami dalam membantu proses pemulihan.
Kesimpulan
Akar masalah bisa jadi bukan soal malas atau tidak peduli penampilan, melainkan trauma masa lalu yang masih membekas. Sebagai suami, memahami sumber masalah adalah langkah awal untuk memulihkan rasa percaya diri istri.
Dengan komunikasi yang hangat, dukungan emosional, dan kesabaran, kebiasaan berdandan bisa kembali muncul bukan karena dipaksa, tetapi karena ia sudah merasa aman.
konsultasi di sini
Sumber Refrensi :
[1] Smith, 2018, Trauma and Self-Perception, New York, HarperCollins, hal. 112
[2] Herman, 2015, Trauma and Recovery, London, Basic Books, hal. 88
