UMIKA.ID, Buletin,- Di tengah perbincangan panjang tentang kesetaraan, keutamaan amal, dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Islam, Allah Shubhanahu Wa Ta’ala telah menjawab dengan tegas dan sempurna melalui Surah Al-Ahzab ayat 35. Ayat ini merupakan deklarasi Ilahiah tentang kesetaraan spiritual dan moral antara laki-laki dan perempuan di sisi-Nya. Bukan gender yang menjadi ukuran kemuliaan, melainkan keimanan, ketaatan, dan amal shalih.
Surah Al-Ahzab Ayat 35
اللَّهُ تَعَالَى berfirman:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةٗ وَأَجْرًا عَظِيمٗا
Artinya:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Tadabbur Ayat: Profil Spiritualitas Tanpa Diskriminasi
Ayat ini mencerminkan rahmat dan keadilan Allah Shubhanahu Wa Ta’ala dalam menilai amal hamba-Nya. Tidak ada pengistimewaan jenis kelamin dalam hal keutamaan di sisi-Nya. Mari kita telaah sepuluh sifat utama yang disebutkan dalam ayat ini sebagai ciri mukmin dan mukminah sejati.
1. Muslim dan Muslimah
Istilah “Muslim” menunjukkan kepasrahan total kepada Allah. Ini adalah pondasi awal keislaman yang benar. Muslim sejati tunduk secara lahir dan batin, menerima syariat Allah sebagai satu-satunya jalan hidup.
2. Mukmin dan Mukminah
Tingkat berikutnya adalah iman, yaitu keyakinan yang kokoh dalam hati, dibuktikan dengan amal. Mukmin sejati memiliki kepercayaan yang mantap akan Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir.
Kaitannya dengan SEO: pencarian seperti perbedaan muslim dan mukmin, ciri orang beriman dalam Islam sering kali menjadi topik populer dalam pencarian Google.
3. Qanitin dan Qanitat (Orang yang Taat)
Ketaatan di sini berarti kepatuhan penuh, tanpa ragu, terhadap semua perintah Allah. Dalam tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa ketaatan ini mencakup ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan menjauhi larangan-Nya.
4. Shadiqin dan Shadiqat (Orang yang Jujur)
Kejujuran adalah mahkota akhlak. Dalam Islam, kejujuran bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam niat, janji, dan perbuatan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam bersabda:
“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Sabirin dan Sabirat (Orang yang Sabar)
Sabar merupakan pilar penting dalam Islam. Baik dalam menghadapi ujian, taat kepada Allah, maupun dalam menjauhi maksiat. Tanpa kesabaran, keimanan bisa goyah. Allah menyebut sabar dalam lebih dari 90 ayat Al-Qur’an.
6. Khasyi’in dan Khasyi’at (Orang yang Khusyuk)
Khusyuk adalah kondisi hati yang penuh ketundukan, khususnya dalam ibadah seperti shalat. Mereka yang khusyuk tidak hanya sekadar gerakan, tetapi hati mereka hidup dalam munajat kepada Allah.
7. Mutashaddiqin dan Mutashaddiqat (Orang yang Bersedekah)
Sedekah menunjukkan kedermawanan dan kasih sayang terhadap sesama. Ia adalah bukti nyata cinta terhadap akhirat dan rasa empati terhadap kaum dhuafa.
8. Shaimin dan Shaimat (Orang yang Berpuasa)
Puasa adalah ibadah yang sangat pribadi, dan Allah menjanjikan pahala langsung dari-Nya. Bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga hawa nafsu dan dosa.
9. Hafizhin Furujahum dan Hafizhat (Menjaga Kemaluan)
Ini melambangkan kemurnian dan kehormatan diri. Islam sangat menjunjung tinggi akhlak dan menjaga dari perbuatan zina serta segala bentuk perbuatan keji.
10. Dzakirin Allah Katsiran wa Dzakirat (Banyak Berdzikir)
Zikir adalah ruh bagi hati. Mereka yang senantiasa mengingat Allah akan mendapatkan ketenangan dan kekuatan jiwa. Rasulullah bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dan yang tidak, seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari)
Kesetaraan Spiritual dalam Islam
Satu hal yang sangat istimewa dari ayat ini adalah pengulangan kata “laki-laki dan perempuan” dalam setiap sifat. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui bahwa laki-laki dan perempuan memiliki potensi spiritual yang sama untuk meraih derajat tinggi di sisi Allah.
Dalam tafsir Al-Maraghi, disebutkan bahwa ayat ini turun sebagai jawaban atas kegelisahan beberapa sahabat perempuan yang merasa bahwa Al-Qur’an banyak menyebut laki-laki, sementara perempuan jarang disebut secara eksplisit.
Maka turunlah ayat ini sebagai penegasan bahwa wanita pun mendapat kedudukan mulia jika memenuhi kriteria iman dan amal shalih.
Balasan Bagi Mereka: Ampunan dan Pahala Besar
Dua balasan besar Allah janjikan:
1. Maghfirah (Ampunan) – yang berarti penghapusan dosa, baik yang besar maupun kecil.
2. Ajran ‘Azhiima (Pahala Besar) – pahala yang tak terbayangkan besarnya, termasuk surga dan segala kenikmatannya.
Relevansi dan Inspirasi untuk Kehidupan Modern
Surah Al-Ahzab ayat 35 relevan untuk menjawab berbagai isu kontemporer:
Kesetaraan Gender dalam Islam: Ayat ini secara gamblang menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi hamba Allah yang sejati setara dengan laki-laki, selama memenuhi kriteria spiritual.
Pilar Pengembangan Diri: Sepuluh sifat dalam ayat ini bisa menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin membentuk karakter tangguh dan berakhlak mulia.
Motivasi Dakwah dan Pendidikan: Ayat ini sangat cocok dijadikan landasan dalam membina komunitas muslim agar berorientasi pada kualitas iman, bukan semata kuantitas.
Penutup: Jalan Menuju Derajat Tertinggi
Surah Al-Ahzab ayat 35 adalah salah satu ayat terlengkap yang menggambarkan profil mukmin dan mukminah sejati. Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah memandang kualitas, bukan jenis kelamin. Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk meraih kemuliaan di sisi-Nya.
Mari kita renungkan, sejauh mana kita telah menghidupkan sepuluh sifat ini dalam diri kita? Apakah kita sudah termasuk dalam golongan yang dijanjikan ampunan dan pahala yang besar?
Semoga tadabbur ini membangkitkan semangat kita untuk memperbaiki diri dan terus menapaki jalan iman dengan keteguhan dan keikhlasan.
Referensi:
- Tafsir Ibnu Katsir, Darussalam.
- Tafsir Al-Misbah, Prof. Quraish Shihab.
- Tafsir Al-Maraghi.
- HR. Bukhari dan Muslim.
- Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya.
